Februari, dikenal dengan bulan "Cinta" karena dikaitkan dengan Valentine. Warna pink, bunga, symbol cinta dan juga berbagai hadiah menjadi alat perwujudan cinta. Banyak orang bicara cinta sejati, dan mengharapkannya, namun tidak sedikit yang kecewa karena semua itu didapatkannya.
Bicara tentang cinta sejati, mari kita kembali pada sumber cinta sejati itu, Tuhan.
Cinta Tuhan kepada umat-Nya tidak tergantung pada situasi dan kondisi ataupun pribadi umat-Nya. Hal ini dibuktikan oleh Yesus Kristus, yang datang kedunia ini, untuk menyatakan cinta-Nya.
Cinta-Nya tidak bertambah ketika Anda sedang menggebu-gebu mengasihinya.
Dia-pun tidak membuang Anda ketika Anda berpaling dari-Nya. Yesus tetap mencintai Anda.
Kebaikan hati Anda tidak menambah cinta-Nya pada Anda.
Kelemahan Anda pun tidak mengurangi cinta-Nya.
Inilah yang dikatakan Alkitab tentang umat pilihan Tuhan :
"Kamu dicintai dan dipilih TUHAN, bukan karena kamu lebih besar dari bangsa-bangsa lain; sesungguhnya kamu adalah bangsa yang paling kecil di muka bumi." ~ Ulangan 7:7 (BIS).
Tuhan mengasihi kita karena Dia memilih untuk melakukannya, sesederhana itu.
Dia mengasihi Anda, bahkan ketika Anda merasa tidak dikasihi. Dia tetap mengasihi Anda ketika tidak seorangpun mengasihi Anda. Manusia mungkin membuang Anda, menceraikan Anda, dan mengabaikan Anda tetapi Tuhan tetap mengasihi Anda. Tidak peduli apapun yang terjadi.
Seperti firman-Nya pula di dalam kitab Nabi Hosea, bunyinya, "Yang bukan kaum-Ku itu akan Kusebutkan kaum-Ku; dan yang bukan dikasihi itu akan Kusebutkan kekasih-Ku." Roma 9:25 (TL).
Dari jauh TUHAN menampakkan diri kepadanya: Aku mengasihi engkau dengan kasih yang kekal, sebab itu Aku melanjutkan kasih setia-Ku kepadamu. Yeremia 31:3.
Kasih kita sebagai manusia tergantung pada kasih yang kita terima. Sekalipun seribu orang lewat di depan kita, perasaan kita terhadap masing-masing orang itu pasti berbeda. Cinta kita akan dipengaruhi penampilan mereka, dan kepribadiaannya. Bahkan ketika kita temukan beberapa orang yang kita sukai, perasaan kita pada mereka naik turun. Bagaimana perlakuan mereka pada kita akan menentukan sebesar apa cinta kita terhadap mereka.
Namun tidak dengan cinta Tuhan pada kita. Cinta-Nya itu lahir dari dalam hati-Nya, bukan berdasarkan apa yang Ia dapatkan dari kita. Inilah cinta sejati itu.
Untuk memiliki cinta sejati ini, melekatlah pada Dia sang Cinta itu sendiri.
Kita telah mengenal dan telah percaya akan kasih Allah kepada kita. Allah adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia. ~ 1 Yohanes 4:16
Sumber : Max Lucado.com